In-Ovo Feeding: Sentuhan Inovasi Teknologi Mendukung Produktivitas Ayam Kampung
- Claudyne Li
- Apr 26, 2020
- 3 min read
Updated: Jun 7, 2020
artikel oleh Claudyne Li dalam Poultry Literacy Competition Universitas Padjadjaran 2020

Ayam lokal Indonesia adalah hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) oleh penduduk setempat dan memiliki ciri yang sangat berbeda dengan ayam dari negara lain (Sulandari dkk., 2007 dalam Nataamijaya, 2010). Ayam lokal dapat digolongkan sebagai tipe pedaging (pelung, nagrak, gaok, sedayu), petelur (kedu hitam, kedu putih, nusa penida, nunukan, wareng, ayam sumatera), dan dwiguna (ayam sentul, bangkalan, kampung, ayunai, melayu, ayam siem) serta ada pula ayam tipe petarung dan kegemaran/hias.
Ayam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Ayam ini dikenal juga dengan nama ayam lokal, ayam sayur atau ayam buras. Ayam kampung telah dikenal luas sebagai potensi kekayaan genetik asli dalam perunggasan Indonesia. Saat ini ayam berkontribusi memenuhi protein hewani terbesar yaitu 60,73% mengalahkan persentase daging sapi sebesar 21,94%. Dari jumlah ternak unggas tersebut sekitar 67% disediakan oleh ayam ras dan hanya sekitar 23% disediakan oleh ayam lokal (Suprijatna, 2010). Ayam kampung dengan pola pemeliharaan ekstensif tradisional (umbaran) tanpa biaya produksi, masih mampu menghasilkan 30-40 butir telur setiap tahun, dengan bobot badan 1,20-1,50 kg. Walaupun pemeliharaannya mudah, namun perkembangbiakan dan pertumbuhan ayam kampung relatif lambat, kerangka tubuhnya kecil sehingga pembesarannya memerlukan waktu yang cukup lama dengan efisiensi konversi pakan (Feed Conversion Ratio) yang rendah. Oleh karena itu, pengembangan ayam lokal dengan tujuan produktivitas perlu ditingkatkan dan ditunjang oleh teknologi yang tepat.
APA ITU IOF? Teknologi in-ovo pertama kali didemonstrasikan pada tahun 1982 oleh Sharma dan Burmester. Penelitian dengan ayam divaksin menggunakan marek harpesvirus of turkey memperlihatkan kondisi imunitas yang lebih baik dibandingkan jika divaksin setelah menetas. Sekitar >80% industri broiler di Amerika Serikat melakukan vaksinasi untuk marek disease dengan metode in-ovo. Lalu muncullah ide baru untuk meningkatkan produktivitas ayam dengan menggunakan metode in-ovo.
In-ovo Feeding atau kerap disingkat IOF merupakan pemberian nutrisi tambahan secara eksogen ke dalam embrio ayam sebelum ayam menetas atau sedang dalam periode inkubasi. Embrio mengonsumsi cairan yang ada di dalam telur (terutama air dan protein albumen) sehingga untuk membantu proses pipping, in-ovo feeding bertujuan untuk menambah nutrisi agar proses pipping yang sempurna dapat dicapai. In-ovo feeding dapat meningkatkan performa ayam setelah menetas karena perkembangan embrio selama proses organogenesis yang optimal, di mana terjadi peningkatan ketersediaan status nutrisi untuk embrio.
Nutrisi yang sering digunakan yaitu karbohidrat, vitamin, dan asam amino. Namun juga terdapat beberapa penelitian pemberian nutrisi secara in-ovo yang sudah dilakukan dengan memanfaatkan berbagai nutrisi untuk meningkatkan kualitas ayam dan kinerja produksi yaitu asam askorbat dan glukosa, asam linoleat dan L-Glutamin, L-Arginine, asam butirat, L-Carnitine, mineral dan vitamin D. Waktu penginjeksian nutrisi yang sering digunakan yaitu hari ke-7 inkubasi, hari ke-14 dan hari ke-18. Sedangkan, letak penginjeksian yaitu albumen, yolk, rongga udara dan cairan amnion. Waktu injeksi asam amino dapat dilakukan pada hari ke-7 maupun sampai hari ke-14 inkubasi pada bagian albumen. Inkubasi dilakukan pada rentang waktu tersebut karena penyerapan albumen sangat optimal.
PENGAPLIKASIAN PADA AYAM KAMPUNG In-ovo feeding dalam penelitian Azhar dkk. (2019) dilakukan dengan menginjeksikan nutrisi asam amino L-Arginine. L-Arginine merupakan asam amino yang digolongkan semi-esensial. Pemberian L-Arginine pada fase embrional dapat meningkatkan efektivitas penggunaan pakan setelah menetas karena merupakan stimulator penting pelepasan hormon pertumbuhan. Jumlah larutan yang diinjeksikan pada setiap telur masing-masing perlakuan in-ovo feeding yaitu sebanyak 0,5 ml yang dilakukan pada hari ke-10 periode inkubasi. Injeksi dilakukan menggunakan automatic syringe dengan letak penginjeksian pada albumen. Kemudian pada hari ke-7 pemeliharaan, dilakukan pengukuran konsumsi pakan, pertambahan berat badan, dan konversi pakan (FCR).
PENGARUH IOF TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM KAMPUNG Pemberian L-Arginine melalui in-ovo feeding dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan efisiensi konversi penggunaan pakan ayam kampung. Hasil menunjukkan bahwa ayam dengan pemberian L-Arginine mengonsumsi ransum lebih rendah namun menghasilkan bobot badan (setelah 7 hari) lebih besar (FCR rendah) dibandingkan tanpa injeksi IOF. Konsumsi pakan yang lebih rendah ini disebabkan L-Arginine dapat dimanfaatkan embrio sebagai sumber energi melalui glukoneogenesis, sehingga ketersediaan energi setelah menetas lebih tinggi. Hasil penelitian lain seperti pada penelitian Rahadrja dkk. (2018) dengan menggunakan injeksi L-Glutamine juga membuktikan beberapa keuntungan in-ovo feeding seperti meningkatkan daya tetas, mengurangi masa inkubasi, dan bobot badan yang lebih besar dibandingkan tanpa injeksi IOF. Tidak dapat dipungkiri jika teknologi IOF ini dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas ayam lokal di Indonesia sebagai penunjang konsumsi protein hewani. (CL)
Referensi
Azhar, M., Mirnawati, Sara, U., Rahadja, D.P., dan Pakiding, W. 2019. Pengaruh In Ovo Feeding L-Arginine terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Berat Badan, dan Konversi Pakan Ayam Kampung. Jurnal Peternakan Lokal, 1(2):16-20.
Nataamijaya, A.G. 2010. Pengembangan Potensi Ayam Lokal untuk Menunjang Peningkatan Kesejahteraan Petani. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4); 131-138.
Rahardja, D.P., Hakim, A.R., dan Lestari, V. S. 2018. Application of in ovo injection of L-Glutamine for improving productivity of Indonesian native chicken: hatchability and hatching time. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 157: 1-4.
Suprijatna, E. 2010. Strategi Pengembangan Ayam Lokal Berbasis Sumber Daya Lokal dan Berwawasan Lingkungan. Seminar Nasional Unggas Lokal ke IV, 55-88.
bagus bu artikelnya, semoga bermanfaat yah. saya dukung 😎