Serba-Serbi Kelinci (Part 2: end)
- Claudyne Li
- Jul 29, 2020
- 3 min read
artikel oleh Claudyne Li

Industri kelinci yang dikenal dengan rabbitry kebanyakan dipelihara secara komersial untuk diambil daging, kulit (fur), wool dan untuk kepentingan pekerjaan di laboratorium.
Bisnis ternak kelinci pertama-tama dimulai dengan menetapkan tujuan pemeliharaannya, yaitu apakah sebagai kelinci pedaging (komersial), kelinci hias (fancy), atau kelinci bulu/kulit. Tujuan ini juga berfungsi untuk memfokuskan pemeliharaan (daging/kulit/bulu) dan perlu dipelajari cara-cara pemuliabiakan (breeding) kelinci yang baik.
Breeding yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas kelinci dan keturunannya, poin ini juga berkaitan dengan reproduksi, pakan, dan manajemen lainnya. Seleksi kelinci pejantan maupun betina dilakukan berdasarkan tujuan pemeliharaannya, ketersediaan pasar untuk produk akhir, serta kesukaan pribadi peternak. Kelinci diseleksi berdasar kemampuannya untuk menghasilkan keturunan dalam jumlah besar dengan kondisi badan yang kompak, tubuh yang berdaging, paha yang tebal, serta loin dan punggung yang tebal. Seperti halnya usaha peternakan lain, catatan produksi juga sangat penting dalam proses seleksi. Catatan individu tipe pejantan, betina serta saudara-saudaranya digunakan untuk memilih kelinci.
FUN FACTS🐇
Tiga karakteristik ternak kelinci:
Ovulasi induksi, yaitu ovulasi dapat terjadi karena ada rangsangan. Ovulasi terjadi 10 jam setelah terjadi rangsangan. Fertilisasi terjadi 1-2 jam setelah ovulasi, daya fertil ovum 6 jam.
Pseudoruminan (ruminansia semu), yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar dengan baik, namun mempunyai caecum yang menyerupai rumen dan di sini terjadi pencernaan secara fermentatif, caecum ini besarnya 50% dari kapasitas saluran pencernaan atau bagian utama dari usus besar.
Coprophagy terjadi mulai umur 3 minggu, ialah suatu proses memakan kembali feses lunak langsung dari anus yang terjadi pada malam hari atau pagi hari berikutnya. Feses lunak berwarna hijau muda ini merupakan konsentrat bakteri yang dilapisi mucus.
Keberhasilan dalam peternakan kelinci seperti halnya pada usaha-usaha lainnya, tergantung pada tatalaksana yang diterapkan. Keterampilan tatalaksana hendaknya selalu didasarkan pada pengetahuan peternak terhadap kelinci. Besarnya usaha kelinci bervariasi dan semuanya membutuhkan perkandangan dan perlengkapan dasar lainnya agar tatalaksana yang diterapkan berhasil. Kelinci membutuhkan zat-zat atau nutrisi dalam keberlangsungan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan diri dan produksi. Pakan berperan besar dalam pemeliharaan kelinci. Jumlah kebutuhan atau jenis pakan tergantung pada umur, tujuan produksi serta laju atau kecepatan pertumbuhannya sehingga pemenuhan pakan harus selalu tercukupi.
Kebutuhan dan pemberian pakan kelinci yang baik.
Syarat pemberian pakan: pakan dengan palatabilitas yang tinggi, mudah didapat, tersedia terus menerus di daerah tempat ternak kelinci, harganya murah, mengandung zat makanan yang sesuai kebutuhan kelinci untuk berbagai macam periode, bersih dan bebas busuk, bebas benda berbahaya, dan apabila pakannya hijauan rumput sebaiknya menggunakan rumput yang lunak.
Pakan utama adalah hijauan (rumput lapangan, sayuran seperti kol, sawi, dan kangkung, daun kacang, turi, kacang panjang, daun ketela rambat). Pakan dapat diberikan sebanyak 1-2 kg per hari.
Pakan diberikan sebanyak dua kali sehari. Kelinci yang hanya diberi pakan sekali sehari misalnya induk yang sedang kering pemberian dilakukan pada siang hari menjelang sore karena kelinci akan makan terutama pada malam hari.
Umbi-umbian sebagai pakan pelengkap: umbi segar (air 60-95%).
Biji-bijian sebagai pakan penguat (induk bunting/menyusui): jagung, kedelai, kacang hijau, bulgur, padi, kacang tanah, sorghum diberikan 200-300 gram per hari.
Pakan pelet untuk kelinci komersial harus mengandung berbagai mineral dan vitamin: Garam (sodium chloride, Ca, P, Mg dan potasium) ditambahkan pada ransum 0,5-1% , vitamin (A,D,E,K dan suplementasi seperti niasin, piridoxyn, cobalt precursor vitamin B12).
Kebutuhan air: induk yang bunting muda 0,28 L/hari, kebutuhan terus meningkat menjadi 0,57 L/ hari pada saat bunting tua. Pada saat menyusui anak (±7 ekor) yang berumur 6 minggu kebutuhan air 2,3 L/ hari dan pada saat umur anak 8 minggu kebutuhan air meningkat menjadi 4,5 L/hari.
Feed additive: Coccidiostat, Antibiotik, dan Antioksidan.
Manajemen reproduksi pada kelinci tidak bisa diabaikan seperti pada ternak lain. Reproduksi yang baik akan menghasilkan kualitas kelinci yang juga baik, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan produksinya. Selain itu, manajemen kesehatan juga sangat penting dan harus selalu dilakukan pengecekan setiap harinya. Hewan ternak rentan terkena penyakit dan cepat pula penyakit tersebut menyebar terlebih penyakit viral. Oleh karena itu, dalam tatalaksana produksi kelinci pengendalian penyakit dan perawatan kelinci diperlukan guna mendukung prinsip five freedoms bagi hewan ternak.
Beternak kelinci tidak hanya penerapan pemeliharaan dan perawatan ternaknya namun juga mengarah kepada pemasaran (marketing). Pemasaran produk perlu memerhatikan selera konsumen, sebaran konsumen, dan juga perlu bekerja sama dengan peternak-peternak besar lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Penentuan harga jual sebaiknya disesuaikan berdasarkan harga pasar dan kompetitor agar dapat bersaing. (CL)
コメント